Kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Blog resmi MI Pasanggrahan Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012/2013 dapat live dihadapan kita semua.

About Me

Foto Saya
MI Pasanggrahan Rajapolah
Pasanggrahan Islamic Elementary School
Lihat profil lengkapku

Entri Populer

Kamis, 13 Desember 2012

Oleh : Miftahul Huda, M. Ag (dosen Fak. Tarbiyah UIN Malang)

http://izaskia.wordpress.com
Dalam sistem pendidikan nasional, lembaga madrasah diakui dalam jalur pendidikan sekolah. Hal ini berarti menghapus kesenjangan antara lembaga pendidikan sekolah dengan lembaga pendidikan madrasah sebagaimana terjadi pada masa lalu. Dengan demikian madrasah menggunakan kurikulum yang sama dengan sekolah.

Transformasi lembaga pendidikan Islam tersebut membuka peluang untuk menemukan penyelenggaraan pendidikan unggulan. Riilnya terjadi trend baru dalam mengelola madrasah/sekolah dengan spesifikasi sekolah model, unggulan, favorit, plus, percontohan dan sebagainya, sehingga dapat menarik peserta didik lebih banyak lagi.

Model seperti di atas dalam level pendidikan dasar dapat dijumpai di kota-kota tertentu. Misalnya MIN I dan SDI Sabilillah di Malang, SD Ciputra, SD Al-Hikmah dan SD Bina Insan Mulia di Surabaya, SD Al-Azhar di Jakarta. Bahkan pendidikan pra-sekolahpun banyak dijumpai dengan model dan standar tersebut, misalnya di wilayah kota Malang terdapat TK Harapan Bunda, TK Anak Sholeh, TK Al-Kautsar. Di lingkungan Surabaya seperti Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak (KBTK) Ya Bunayya Hidayatullah, TK Al-Hikmah, dan TK Pembina.

Kecenderungan pengembangan pada lokus kedua terlihat dalam aspek inovasi strategi pendidikan. Dalam hal ini contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas dan Depag selama beberapa dekade terakhir, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sekolah Persiapan Pembangunan, Sekolah kecil, Sistem Pengajaran Modul, Sistem Belajar jarak jauh. Bahkan inovasi yang terakhir diterapkan adalah model Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dalam proses KBM-nya didukung oleh penerapan Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Learning, dan Active Learning. Namun model-model inovasi seperti ini banyak yang tidak bertahan lama dan hilang, tenggelam begitu saja.

Problematika pendidikan anak dengan solusi yang sudah dilakukan pada lokus-lokus tersebut, masih menyisakan kemungkinan untuk mencari solusi lainya. Yaitu dari aspek bangunan keilmuan pendidikan anak. Hal ini dimaksudkan dengan cara mengkritisi kembali masalah pendidikan anak, dengan menggali, menafsirkan, mengembangkan dan memeperbaharui konsep-konsep yang telah ada. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi berbagai stereotype pendidikan anak, agar khusunya pendidikan Islam lebih solid ditengah gencarnya arus perubahan globalisasi dan modernisasi.

Sumber

0 komentar: